video adegan pelukan dan ciuman yang dilakukan pasangan pelajar kelas 3 SMAN 6 Padangsidimpuan (Psp) di dalam kelas, beredar luas di Kota Padangsidimpuan, dalam beberapa hari terakhir. Video kedua pelajar yang tampak masih mengenakan pakaian seragam lengkap itu berdurasi 1 menit 16 detik.
Adegan dalam video memperlihatkan sepasang siswa yang diduga kuat berpacaran, seperti ditantang teman-temannya yang lain untuk berciuman. Disaksikan teman-teman mereka, kedua pasangan itu pun akhirnya saling berciuman dan berpelukan sambil disoraki. Sementara diam-diam, temannya yang lain merekam adegan pelukan dan ciuman itu, hingga akhirnya beredar luas di Kota Psp. Beredarnya video itu membuat anggota DPRD Psp dan dewan pendidikan jengah. Karena selain mencoreng dunia pendidikan Kota Psp yang selama ini dikenal sebagai Kota Pendidikan, adegan di video itu juga dinilai mencoreng nama baik SMAN 6 Psp.
Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 6 Psp, Sorimuda Harahap SPd, saat dimintai keterangannya seputar video tersebut mengakui, pasangan yang tampak dalam video tersebut benar merupakan anak didiknya kelas 3 IPS yang merupakan kelas unggulan. Namun dengan mempertimbangkan nama baik orang tua kedua pelajar itu dan psikologis kedua anak didiknya, ia menolak menyebutkan nama pasangan tersebut.
"Benar keduanya anak didik kita siswa kelas 3 di SMAN 6 ini. Tapi demi masa depan mereka, saya harap namanya jangan dibeberkan karena bisa mempengaruhi psikologisnya," terangnya.
Dikatakannya, pihaknya mengetahui beredarnya video tersebut pada tanggal 30 November lalu, saat salah seorang teman anaknya dari sekolah lain tanpa sengaja menunjukkan hal tersebut kepada dirinya. Ia pun meminta video itu dipindahkan ke-HP-nya untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Hasil penyelidikan, akhirnya pihak sekolah menemukan identitas kedua siswa yang berciuman dan berpelukan dalam kelas, dan juga siswa yang merekamnya dalam video.
Selanjutnya, pihak sekolah memintai keterangan dari para pelaku.
Pengakuan pasangan pelajar dan si perekam, terungkap bahwa adegan itu terjadi tanggal 27 November lalu saat jam istirahat. Kedua pelajar yang berciuman itu baru saja jadian pacaran, dan oleh teman-temannya si cowok diminta mencium pacarnya, hingga terjadilah adegan tersebut.
Mengetahui kronologisnya, pihak sekolah memutuskan memanggil orang tua siswa masing-masing, dan membuat surat perjanjian di atas kertas materai, bahwa jika masih melakukan kesalahan yang sama, akan dikeluarkan dari sekolah.
"Sudah kita buat surat perjanjian di atas materai. Kita tidak akan mengeluarkan mereka karena kita mengganggap sekolah masih bisa membina dan mengarahkan mereka. Untuk saat ini mereka masih tetap satu kelas dan satu ruangan, tapi kita terus melakukan pemantauan," pungkasnya.