Polisi Nyanyi India, Mabes Sebut Banyak Anggota Tak Paham Etika
Selasa, 05 April 2011 | 18:35 WIB
Berita terkait
- Kepopuleran Polisi Gorontalo Saingi Shahrukh Khan
- Polda Gorontalo Hargai Kreativitas Polisi Penyanyi Lagu India
- Polisi Gorontalo Penyanyi Lagu India Dibela Pengguna Twitter
- Polisi Gorontalo Penyanyi Lagu India Kena Tegur
- Ini Video Klip Asli Chiyya-Chayyia yang Dinyanyikan Polisi Gorontalo
TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bahrul Alam mengakui masih banyak anggotanya di lapangan tak paham kode etik.
"Banyak anggota kami belum paham mengenai etika disiplin," kata Anton saat ditemui di depan Ruang Rupatama Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Selasa 5 April 2011.
"Banyak anggota kami belum paham mengenai etika disiplin," kata Anton saat ditemui di depan Ruang Rupatama Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Selasa 5 April 2011.
Pernyataan itu menanggapi munculnya video anggota Brigadi Mobil Kepolisian Daerah Gorontalo di situs Youtube. Meski video yang berisikan gambar Brigadir Polisi Satu Norman K. hanya menirukan lagu berjudul Chaiya, tapi karena berseragam dinas maka dianggap melanggar etika kedinasan. "Itu pelanggaran disiplin, karena itu di penjagaan," kata Anton.Video berdurasi 6.30 menit tersebut memang berlokasi di pos jaga Brigadir Mobil.
Sebenarnya, apa yang dikerjakan Norman, kata Anton, hanya kenakalan anggota. " Tapi karena mengenakan seragam dan Norman berstatus dalam keadaan dinas, tentu jadi lain" ujar Anton.
Sebenarnya, apa yang dikerjakan Norman, kata Anton, hanya kenakalan anggota. " Tapi karena mengenakan seragam dan Norman berstatus dalam keadaan dinas, tentu jadi lain" ujar Anton.
Anton menyatakan sudah berkoordinasi dengan Satuan Koordinasi Brigadir Mobil mengenai sanksi bagi Norman. "Tentu dia sudah dimintai keterangan, diperiksa dan tentu akan ada sanksinya," ucap dia.
Sanksinya, Ia menjelaskan, bisa berupa teguran baik lisan dan secara tertulis. "Dan tentu akan mempengaruhi proses administrasi," papar Anton.
Belajar dari kasus ini, maka kepolisian akan membuat sebuah aturan untuk selalu menjaga kode etik pada saat berdinas. "Menyanyi sih boleh, tapi mungkin saat sedang tidak berdinas atau sedang berpakaian preman, itu wajar-wajar saja," kata dia.
Soalnya dengan bernyanyi pada saat berdinas akan merusak harapan masyarakat ke polisi."Saya kira masyarakat selalu ingin polisi selalu perform lengkap, siaga," jelas dia.Sanksinya, Ia menjelaskan, bisa berupa teguran baik lisan dan secara tertulis. "Dan tentu akan mempengaruhi proses administrasi," papar Anton.
Belajar dari kasus ini, maka kepolisian akan membuat sebuah aturan untuk selalu menjaga kode etik pada saat berdinas. "Menyanyi sih boleh, tapi mungkin saat sedang tidak berdinas atau sedang berpakaian preman, itu wajar-wajar saja," kata dia.
Dianing Sari